Hanya orangTanpa orang
PotretSeluruh tubuhProfilPotret lebih lebar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sudut pandang mata burung adalah perspektif yang memperlihatkan objek seolah-olah dilihat dari pandangan burung yang sedang terbang di ketinggian.[1] Sudut pandang mata burung dapat ditemukan pada gambar, fotografi, cetak biru, denah, dan peta.
Kami mohon maaf atas kebingungannya, tetapi kami tidak bisa tahu apakah Anda adalah seseorang atau skrip.
Centang kotak ini dan kami akan berhenti menghalangi Anda.
Sudut pengambilan gambar, dalam bahasa Inggris Angle of View, atau juga sering disebut dengan sudut pemotretan merupakan hal penting yang bisa menentukan kesan apa yang diterima oleh yang melihat foto.
Istilah ini berkaitan dengan bagaimana seorang fotografer memposisikan kameranya dan mengarahkan lensanya ke obyek yang dituju.
Itu bahasa rumitnya. Definisi dari apa itu sudut pengambilan foto. Tetapi, untuk mempermudah membayangkannya, coba saja letakkan benda apa saja di atas sebuah meja,. Kemudian coba lihat sambil berdiri, jongkok, telentang, atau berdiri di atas kursi.
Kira-kira apakah kesan yang ditimbulkan sama? Pasti tidak. Efek dari melihat sesuatu dari ketinggian yang berbeda akan memberikan kesan yang berbeda pula.
Itulah inti dari istilah yang kerennya disebut “Angle of View” atau “angle”.
Bedanya hanya, kalau fotografer melihatnya melalui kameranya sedangkan yang Anda lakukan tadi hanya menggunakan mata. Tidak berbeda sebenarnya karena kamera adalah “wakil” dari mata manusia.
High Angle (Sudut Tinggi)
Kisah ilustrasi Anda dan pacar bertubuh mungil itu sudah menjelaskan sebagian tentang apa fungsi memotret dari “High Angle”.
Sudut ini dilakukan dengan cara memposisikan kamera lebih tinggi dari obyek yang menjadi sasarannya. Hasilnya adalah obyek akan terlihat lebih kecil dibandingkan sebenarnya.
Kira-kira seperti foto di atas lah hasil dari memotret dengan “high-angle”. Bandingkan bahwa tubuh manusia bisa lebih kecil dibanding tanaman penghias jalan.
(Baca juga : Garis Horison Lurus pada Foto ; Foto Miring Tidak Enak Dilihat)
Mengapa Mengetahui Sudut Pengambilan Gambar Penting Dalam Fotografi?
Coba kita ilustrasikan sejenak.
Pacar Anda yang kebetulan bertubuh “mungil” ingin agar di dalam foto dirinya tidaklah terlihat terlalu “mungil”. Ia merasa agak minder dengan postur tubuhnya itu.
Lalu Anda yang bertinggi 20-30 centimeter lebih tinggi darinya memotret dirinya pada posisi berdiri. Kira-kira apa yang akan terjadi.
Bisa jadi Anda dan sang pacar akan bertengkar selama seminggu hanya karena sebuah foto.
Secara alami postur tubuh Anda yang lebih tinggi darinya membuat sudut pemotretan yang dipakai adalah “high-angle” alias tinggi. Sudut seperti ini cenderung menghasilkan foto yang memberikan kesan “pendek”, “kecil”, atau “mungil”.
Seorang yang sudah mungil akan semakin terlihat mungil jika lensanya diarahkan dari sudut seperti ini. Seharusnya sudut pengambilan gambar yang dipakai adalah “low-angle” sehingga kesan obyek menjadi “lebih tinggi” daripada seharusnya.
Itulah mengapa hal ini menjadi penting.
Lagipula, dengan memahami berbagai sudut pemotretan yang ada, maka seorang fotografer bisa berkreasi sebanyak-banyaknya pada satu obyek. Dengan begitu semakin besar kemungkinan sebuah foto “terbaik” akan dihasilkan, yang berarti semakin besar pula kesempatan untuk menghibur orang lain lewat foto yang dihasilkan.
Frog Eye View (Sudut Pandang Sang Kodok)
Anda bisa mencobanya sendiri tanpa kamera dengan tengkurap di lantai atau jalanan (pastikan jalan yang tidak dilalui mobil yah!). Lalu hadapkan wajah Anda ke depan.
Itulah cara pandang seekor kodok terhadap dunia.
Hasilnya kira-kira seperti ini.
Sudut pengambilan gambar seperti ini dilakukan dengan memposisikan kamera sejajar, bahkan menyentuh tanah dan menghadapkan lensanya lurus ke depan.
Entah di masa lalu, tetapi di masa kini tidak perlu dilakukan seorang fotografer dengan telungkup di atas tanah. Layar monitor LCD berlabel “vari-angle” (bisa diputar) sudah mempermudah hidup banyak penggemar fotografi. Dengannya seorang pemegang kamera bisa melakukannya sambil berjongkok.
Tidak perlu menjadi seekor kodok untuk menghasilkan foto seperti ini.
Eye Level (Normal-normal saja)
Sudut pengambilan gambar yang terakhir adalah Eye Level alias normal. Pada sudut ini kamera diletakkan sejajar dengan sang obyek. Biasanya kamera diposisikan lurus ke depan dan sejajar dengan mata sang fotografer.
Sudut ini adalah yang paling sering dipergunakan orang saat memotret.
Fotografi adalah tentang kreatifitas. Seorang fotografer harus berusaha menemukan sesuatu yang baru dan unik dari sebuah obyek agar bisa menghasiulkan foto-foto yang menarik.
Pemanfaatan sudut pengambilan gambar merupakan salah satu peluang dimana kreatifitas tersebut bisa dilsalurkan karena di dalamnya terdapat beribu kemungkinan yang bisa terus digali.
Middle SchoolGeneral StudiesOther
A bird's-eye view is a perspective from a high vantage point, looking down on a scene. It provides a broad overview of an area.
Jenis Sudut Pemotretan Yang Biasa Dilakukan
Silakan pilih, kodok atau burung? Maaf, bukan menawarkan menu makan siang, artikel ini masih tentang sudut pengambilan foto. Keduanya masih berbicara tentang hal tersebut.
Bird-Eye View (Sudut Pandang Burung)
Tepat sekali! Kalau Anda sedang membayangkan menjadi burung, atau setidaknya sedang melakukan para-sailing (terbang dengan parasut yang ditarik speedboat), maka kira-kira seperti itulah yang dinamakan Bird Eye View atau sudut pandang burung.
Sudut pemotretan seperti ini memang akan menghasilkan sebuah foto yang memberi kesan luas.
Memotret dengan sudut ini biasanya dilakukan dari sebuah ketinggian , seperti puncak gunung atau gedung yang tinggi.
Sudut ini biasanya dipakai untuk menghasilkan sebuah foto panorama keindahan alam.
Low-Angle (Sudut Rendah)
Bisakah sebuah obyek kecil dibuat tinggi? Dalam kenyataan tidak akan bisa, apalagi manusia. Tetapi, dengan kamera, sebuah obyek bisa dibuat menjadi besar dan raksasa.
Caranya dengan menempatkan kamera pada posisi rendah, bahkan boleh di atas tanah, tetapi lensanya diarahkan ke atas. Tidak sejajar dengan tanah.
Foto pertama pada artikel ini adalah contoh pemanfaatan “low-angle”. Bisa juga hasilnya seperti di bawah ini.
Posturnya terlihat tinggi sekali. Padahal sebenarnya tidak demikian.
Itulah hasil dari memakai low-angle untuk memotret sebuah obyek.